Pages

Jumat, 09 Desember 2011

MENGENAL ISLAM


TIGA LANDASAN UTAMA
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab


MENGENAL ISLAM
Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan
penuh kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik
dan orang-orang yang berbuat syirik.
Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman
dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.

I. Tingkatan Islam
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :
1. Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa "Laa Ilaaha Ilallaah" (Tiada
sesembahan yang haq selain Allah) dan Muhammad adalah Rasulullah.
2. Mendirikan shalat.
3. Mengeluarkan zakat.
4. Shiyam pada bulan Ramadhan.
5. dan Haji ke Baitullah Al-Haram.
1. Dalil Syahadat.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia,
dengan senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para
malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia.
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al-Imraan : 18).
"Laa Ilaaha Ilallaah"' artinya : Tiada sesembahan yang haq selain Allah.
Syahadat ini mengandung dua unsur : menolak dan menetapkan. "Laa Ilaaha", adalah
menolak segala sembahan selain Allah. "Illallaah" adalah menetapkan bahwa penyembahan
itu hanya untuk Allah semata-mata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu
didalam penyembahan kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh
dijadikan sekutu di dalam kekuasaan-Nya.
Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada
kaumnya : 'Sesungguhnya aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah,
kecuali Tuhan yang telah menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan
menunjuki'. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada
keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada tauhid)". (Az-Zukhruf :
26-28).
"Artinya : Katakanlah (Muhammad) : 'Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada suatu
kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita
tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun
dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai
tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka :
'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri
kepada Allah)". (Ali 'Imran : 64).
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu
sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang
yang beriman". (Alt-Taubah : 128).
Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa yang
diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta
dicegahnya, dan menyembah Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.

2. Dalil Shalat dan Zakat serta tafsiran Tauhid.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah
kepada Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan
supaya mereka mendirikan Shalat serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah
tuntunan agama yang lurus". (Al-Bayyinah : 5).

3. Dalil Shiyam
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk
melakukan shiyam, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum
kamu, agar kamu bertakwa". (Al-Baqarah : 183).

4. Dalil Haji.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi)
orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang
mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak memerlukan
semsesta alam". (Al 'Imran : 97).

II. Tingkatan Iman.
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa Ilaaha
Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan
sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.

Rukun Iman ada enam, yaitu :
1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada para Malaikat-Nya.
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
4. Iman kepada para Rasul-Nya.
5. Iman kepada hari Akhirat, dan
6. Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu :
Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta ini adalah diketahui,
dikehendaki dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala).

Dalil keenam rukun ini, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu
(dalam shalat) ke arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang
sebenarnya ialah iman seseorang kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat, Kitabkitab
dan Nabi-nabi...".(Al-Baqarah : 177).
Dan firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan
qadar". (Al-Qomar : 49).

III. Tingkatan Ihsan.
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu :
"Artinya : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya.
Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu". (Pengertian
Ihsan tersebut adalah penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin
Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anhu, sebagaimana akan disebutkan).
Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orangorang
yang berbuat ihsan". (An-Nahl : 128).
Dan firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang. Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat)
perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesunnguhnya Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Asy-Syu'araa : 217-220).
Serta firman-Nya.
"Artinya : Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur'an
yang kamu baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami
adalah menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya". (Yunus : 61).
Adapun dalilnya dari Sunnah, ialah hadits Jibril1 yang masyhur, yang diriwayatkan dari 'Umar
bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu.
"Artinya : Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tibatiba
muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat
rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh
dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di
hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menyandarkan kelututnya
pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua
paha beliau, dan berkata : 'Ya Muhammad, beritahulah aku tentang Islam', maka
beliau menjawab :'Yaitu : bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain
Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan
zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke
Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana'. Lelaki itu pun
berkata : 'Benarlah engkau'. Kata Umar :'Kami merasa heran kepadanya, ia
bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau. Lalu ia berkata :
'Beritahulah aku tenatng Iman'. Beliau menjawab :'Yaitu : Beriman kepada Allah,
para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat, serta
beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk'. Ia pun berkata : 'Benarlah
engkau'. Kemudian ia berkata : 'Beritahullah aku tentang Ihsan'. Beliau menjawab :
Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya.
Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu'. Ia berkata lagi.
Beritahulah aku tentang hari Kiamat. Beliau menjawab : 'Orang yang ditanya
tentang hal tersebut tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya'. AKhirnya ia
berkata :'Beritahulah aku sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu'. Beliau menjawab :
Yaitu : 'Apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu
melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi,
pengembala domba saling membangga-banggakan diri dalam membangun
bangunan yang tinggi'. Kata Umar : Lalu pergilah orang laki-laki itu, semantara
kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama, sehingga Nabi bertanya : Hai
Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ? Aku menjawab : Allah
dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau pun bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah
datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian". (Hadits Riwayat
Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Iman, bab 1, hadits ke 1. Dan diriwayatkan juga
hadits dengan lafadz seperti ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya,
kitab Al-Iman, bab 37, hadits ke 1.)

Tidak ada komentar :