Pages

Jumat, 09 Desember 2011

MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

TIGA LANDASAN UTAMA
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Beliau adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin 'Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim adalah
termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah
termasuk keturunan Nabi Isma'il, putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan
kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun
sebagai nabi dan rasul.
Beliau diangkat sebagai nabi dengan "Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5, dan diangkat sebagai
rasul dengan surah Al-Mudatstsir.
Tempat asal beliau adalah Makkah.
Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada
tauhid. Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai orang yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah
peringatan. Agungkanlah Tuhanmu. Sucikalah pakaianmu. Tinggalkanlah berhalaberhala
itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan balasan
yang lebih banyak. Serta bersabarlah untuk memenuhi perintah Tuhanmu". (Al-
Mudatstsir : 1-7).
Pengertian :
· "Sampaikanlah peringatan", ialah menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan
mengajak kepada tauhid.
· "Agungkanlah Tuhanmu". Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah
kepada-Nya semata-mata.
· "Sucikanlah pakaianmu", maksudnya ; Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan
syirik.
· "Tinggalkanlah berhala-berhala itu", artinya : Jauhkan dan bebaskan dirimu darinya
serta orang-orang yang memujanya.
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun,
mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi'rajkan (diangkat naik) ke atas
langit dan disyari'atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah
selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
Hijrah, pengertiannya, ialah : Pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban tersebut
hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu
firman Allah Ta'ala.
"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim
terhadap diri mereka sendiri 1, kepada mereka malaikat bertanya :'Dalam keadaan
bagaimana kamu ini .? 'Mereka menjawab : Kami adalah orang-orang yang
tertindas di negeri (Makkah). Para malaikat berkata : 'Bukankah bumi Allah itu
luas, sehingga kamu dapat berhijrah (kemana saja) di bumi ini ?. Maka mereka
itulah tempat tinggalnya neraka Jahannam dan Jahannam itu adalah seburukburuk
tempat kembali. Akan tetapi orang-orang yang tertindas di antara mereka,
seperti kaum lelaki dan wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan
tidak mampu menyelamatkan diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka
mudah-mudahan Allah memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema'af lagi
Maha Pengampun". (An-Nisaa : 97-99).
Dan firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman ! Sesungguhnya, bumi-Ku
adalah luas, maka hanya kepada-Ku saja supaya kamu beribadah". (Al-Ankabuut :
56).
Al-Baghawai 2, Rahimahullah, berkata :"Ayat ini, sebab turunnya, adalah ditujukan kepada
orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah.
Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman".
Adapun dalil dari Sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup,
sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat". (Hadits
Riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 4, hal. 99. Abu Dawud dalam Sunannya,
kitab Al-Jihad, bab 2, dan Ad-Darimi dalam Sunan-nya, kitab As-Sam, bab
70).

Setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah, disyariatkan kepada beliau zakat, puasa, haji,
adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi mungkar, serta syariat-syariat Islam lainnya.
Beliau-pun melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama
sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.
Inilah agama yang beliau bawa : Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada
umatnya dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya
di jauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai
Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik serta segala
yang dibenci dan tidak disenangi Allah.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, diutus oleh Allah kepada seluruh umat
manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya.
Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Katakanlah. 'Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepada kamu semua". (Al-Araaf : 158).
Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita, firman Allah Ta'ala.
"..Pada hari ini 3, telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku lengkapkan
kepadamu ni'mat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu". (Al-
Maaidah : 3).
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga wafat, ialah
firman Allah Ta'ala.
"Artinya :Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka-pun akan
mati (pula). Kemudian, sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat berbantahbantahan
di hadapan Tuhanmu". (Az-Zumar : 30-31).
Manusia sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan kembali. Dalilnya firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Berasal dari tanahlah kamu telah Kami jadikan dan kepadanya kamu
Kami kembalikan serta darinya kamu akan Kami bangkitkan sekali lagi" (Thaa-haa
: 55).
Dan firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,
kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalamnya (lagi) dan (pada hari Kiamat)
Dia akan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya". (Nuh : 17-18).

Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan di hisab dan diberi balasan sesuai dengan amal
perbuatan mereka, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk
sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik (surga)".(An-Najm : 31).
Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah kafir, firman Allah
Ta'ala.
"Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menadi penyampai kabar gembira dan
pemberi peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi menusia membantah
Allah sebelum (diutusnya), serta beliulah penutup para nabi". (An-Nisaa : 165).
"Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan
dibangkitkan. Katakan : 'Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan
dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu
kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah". (At-Tghaabun : 7).
Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi
peringatan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira
dan pemberi peringatan supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah
Allah setelah (diutusnya) para rasul itu .." (An-Nisaa : 165).
Rasul pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam 4, Dan rasul terkahir adalah Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para nabi.
Dalil yang menunjukkan bahwa rasul pertama adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana
Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya .." (An-Nisaa :
163).
Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai
Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk beribadat kepada Allah sematamata
dan melarang mereka beribadah kepada thagut. Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang
rasul (untuk menyerukan) :'Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut
itu ..". (An-Nahl : 36).
Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir
terhadap thagut dan hanya beriman kepada-Nya.
Ibnu Al-Qayyim 5, Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian thagut tersebut dengan
mengatakan.
"Artinya : Thagut, ialah setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas
(yang telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti atau
dipatuhi".

Dan thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :
1. Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
2. Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela.
3. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4. Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib, dan
5. Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan
oleh Allah.

Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas
kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan
beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali
yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui". (Al-Baqarah : 256).
Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam
ayat tadi, adalah hakekat syahadat "Laa Ilaaha Ilallah".
Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Pokok agama ini adalah Islam 6, dan tiangnya adalah shalat, sedang
ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah". (Hadits Shahih riwayat Ath-
Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dan riwayat At-Tirmidzi dalam Al-
Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab 8).
Hanya Allah-lah Yang Mahatau. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah
kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para sahabatnya.

Tidak ada komentar :